REPORTASE 3 FILSAFAT PENDIDIKAN

Nama              : Ardhita Dian Aslami
NPM                : 15120350
Kelas               : 7B

CITRA DIRI MANUSIA
Allah dikenali sebagai Sang Pencipta, yang menciptakan alam semesta dan seisinya. Manusia adalah ciptaaan yang terakhir dengan tujuan agar dapat merangkul dan mengeloloa alam semesta itu (Manusia sebagai khalifah)
Menurut Ki Hajar Dewantara anusia adalah titah Tuhan, titah adalah  suatu pijakan dimana pijakan tersebut memiliki darah, dan jejak, disisi lain manusia merupakan manifestasi dari Tuhan, dimana manusia sendiri mempunyi sifat seperti yang dimiliki oleh Allah, namun manusia sendiri terkadang belum bisa melaksanakan atau menerapkan sifat-sifat tersebut dengan baik.
            Manusia diciptakan dengan berbagai dibekali ilmu, ilmu yang manusia miliki diambil dari realitas dan realitas itu mengambil dari ilmu Allah, selalin dibekali dengan ilmu manusia juga dibekali dengan sifat sabar dan tindakan penyabar, maka manusia sering disebut dengan titah Tuhan. Manusia sebagai titah, memiliki 4 unsur, yaitu dzat, sifat, asma, af’al.
1.      Dzat atau biasa disebut dengan diri,
2.      Sifat, misal ; rasa sayang,
3.      Asma misal; penyanyang,
4.      Af’al/tindakan , misal; menyayangi.


Penjelasan lengkapnya sebagai berikut :
1.      Dzat
Dimana dzat adalah asensi pokok dari diri manusia, Dzat wajibul wujud yang wajib adanya. Allah SWT merupakan Dzat yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang lain. Sangat berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah untuk bisa hidup. Adanya alam, malaikat, jin, dan manusia itu tercipta karena adanya akibat dari adanya Dzat Allah. Semua ada karena Dzat yang Maha Qadim. arti lain dzat yaitu Dzat Allah merupakan perwujudan dari adanya Allah SWT. Sama halnya manusia ada, karena Allah dan dzat-Nya ada. Allah SWT merupakan zat pribadi dimana zat pribadi merupakan satu perwujudan yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang lain. Sangat berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah untuk bisa hidup. Adanya alam, malaikat, jin, dan manusia itu tercipta karena adanya akibat dari adanya dzat Allah. Semua ada karena dzat yang maha qadim.Dzat Allah SWT memiliki sifat-sifat yaitu sifat yang wajib, sifat yang mustahil bagi allah, dan sifat yang ada pada dzat Allah.

2.      Sifat
Sedangkan Sifat Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia dengan makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt, adapun sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah merupakan dzat pribadi-Nya. Tempat titik tujuannya adalah sifat manusia. Contoh nyata manusia melihat maka sifat Allah adalah melihat, manusia mendengar maka sifat Allah adalah melihat, manusia berkata-kata maka sifat Allah berkata-kata, manusia mempunyai daya maka sifat Allah Berkuasa, manusia hidup maka sifat Allah adalah hidup namun sifat Allah lebih segalanya dan tidak bisa dibandingkan dengan manusia.
3.      Asma
Asma merupakan realitas dan juga diartikan sebagai nama, Firman Allah. Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan  Adanya bumi, langit, manusia, malaikat, jin, surga, neraka dan yang lainnya dan Ah'al adalah aksi atau tindakan, Af’al Allah adalah perbuatan Allah. Bahwa segala yang ada yaitu alam semesta ini dan segala isinya termasuk manusia.
4.      Ah'al
Ah’al adalah aksi atau tindakan, atau  diartikan juga sudah membendung didalam diri bukan hanya fisik, tetapi keluarga serta anak dari siapa, bukan hanya arti dari sebuah nama tersebut. Seperti halnya kata jasmani dan rohani, kata tersebut  tidak dapat dipisahkan, karena suatu satu kesatuan. Sedangkan olahraga secara fisik, ada raga yang kasar dan ada raga yang halus. Bukan halnya secara fisik yang dipisah, tetapi secara psikisnya yang dipisah. Af’al (perbuatan) Allah SWT  merupakan Af’al Allah adapun Af’al diartikan juga sesuatu yang sudah membendung didalam diri bukan hanya fisik, tetapi keluarga serta anak dari siapa, bukan hanya arti dari sebuah nama tersebut. Af’al Allah diketahui bahwa untung baik (seperti beriman) dan untung jahat (seperti kafir) semuanya sudah ditetapkan oleh Allah. Allah tidak bisa disalahkan karena pada diri manusia Allah mengaruniakan hati agar manusia bisa bebas memilih sendiri antara baik dan buruk maksudnya Allah tetap memerikan kebebasan pada manusia dalam menentukan nasib dirinya sendiri, semuanya memang sudah di tetapkan dan dituliskan tentang nasib setiap mahkluk di lauhul mahfuzd (di dalam kitab ketentuan nasib tiap mahkluk) oleh Allah dan yang ditetapkan dan di tuliskan itu tidak akan di ubah lagi, walau pada lauhul mahfuzh tidak berubah lagi akan tetapi pada Allah yaitu pada hak Allah ta'ala masih bisa berubah sesuai dengan kehendak Nya karena Allah bersifat jaiz (harus) yaitu boleh menjadikan atau tidak menjadikan sesuatu sesuai kehendak Nya (ini hak mutlak Allah). Kesimpulannya seseorang kafir itu bukan kehendak  Allah tapi kehendak dirinya. Allah itu adil bila kita berbaik sangka kepada Nya maka Dia pun baik dengan kita begitu juga sebaliknya.
Dari 4 unsur diatas maka manusia :
·         Manusia mempunyai sifat saying
·         Manusia mempunyai asma penyayang
·         Manusia mempunyai tindakan menyayangi.
Perbuatan yang terjadi digolongkan pada:
1.      Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti iman dan taat
2.      Buruk pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti kufur dan maksiat.
Namun perlu digaris bawahi bahwa tidak akan ada perbuatan buruk pada diri manusia jika manusianya sendiri tidak melakukan hal yang buruk pada dirinya sendiri.

Dan dari pembahasan diatas didapatkan sebuah kalimat yang mempunyai makna mendalam yakni “Karena hati adalah simpul akhir yang dilihat dari suatu peristiwa.”

Berikut adalah reportase lain yang dikerjakan oleh teman-teman :
1. Feby Rohma Awalia (15120093) 2.Ahmad Gofur (15120127) 3. Vitriana Dara Hayufani (15120149) 4. Dodi yugantara ( 15120485 ) 5. lilik fatchurrahman (15120108) 6. Linda Prima Safira (15120115) 7. Nur Novianti 15120051 8. Isna Zulfa (15120265) 9. Dwi Kurnia Ningsih (15120062) 10. Indra pramono (15120089) 11. Ika Sofiana 15120299 ikasofiana97.blogspot.com/2018/10/esensi-diri-ika-sofiana.html 12. Yulanta Ilham Amalia 15120276 http://filsafatpendidikan101.blogspot.com/2018/10/filsafat-pendidikan-ke-3-yulanta.html?m=1 13. Azzah nurlaela (15120245) 14. Afif Zaenal (15120096) 15. Yasinta Juwita Permatasari (15120071) 16. Sri kartika asih (15120388) 17. Anita Tri Yuniarti (15120247) 18. Irma Anggraeni Aida (15120074) 19. Suci Yulianti Lestari (15120379) 20. Sesty Isdayanti (15120066) 21. Risha Ardhanty (15120079)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILSAFAT PENDIDIKAN

Dongeng Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan

TUGAS TEORI-TEORI BELAJAR MENGENAI PERJALANAN DI BALI